Surat Cinta untuk Senja
Termanisku
Teruntuk Mamaku,
senja termanisku................
Mama tak terasa waktu bergulir
cepat, fajar dan senja silih berganti mengiringi langkah kita berdua. Mama, masih
tersimpan jelas di dalam benakku semua senyum hangatmu saat menyambutku ketika
aku pulang ke rumah di awal libur sekolah. Dan masih terkenang indah suara
lembutmu membangunkanku saat suara adzan shubuh menggema. Meski terkadang aku
sering membuat telaga kesal di hatimu, tapi tak pernah sedikitpun melunturkan kasih
sayangmu padaku, Mama tetap membelai rambutku dan membisikkanku kata terindah
di setiap hembusan nafasku. Kata yang memiliki makna teramat dalam kata yang
selalu mengingatkanku untuk selalu bersujud pada Allah pada 5 waktu yang di
perintahkanNya.
Mama bila kulukiskan sosok dirimu
laksana fajar yang merekah, fajar yang menguraikan keindahan Ilahi saat kubuka
kedua mataku. Terkadang seusai aku membaca firman Allah, memoriku kembali
memutar gulungan pengorbananmu menyekolahkan hingga aku duduk di bangku SMA
ini. Pengorbananmu yang memiliki arti teranggun bukan hanya di hatiku tapi juga
di hati semua pasien yang dulu Mama tolong. Mama masih kusimpan kepingan
pengorbananmu di hatiku.
Pengorbanan Mama yang tak kenal
letih menjadi bidan desa di desa terpencil di kota Malang, perjuangan Mama
menolong semua pasien yang membutuhkan tangan dingin Mama. Bagiku Mama tak
hanya seorang bidan desa, namun bagiku Mama laksana anugerah terindah dari
Allah dalam hidupku. Masih terkenang di benakku kala Mama rela membantu seorang
pasien yang melahirkan meski rumah pasien itu sangat jauh dan jalannya sangat
rusak. Tapi bagi Mama semua itu bukanlah penghalang langkah Mama untuk menolong
pasien Mama.
Aku bahagia memiliki Mama dan aku
bangga menjadi anak Mama. Hingga detik ini aku tak mampu membalas semua
pengorbanan yang Mama lakukan untukku. Pernah suatu hari Mama berkata bila aku
ingin membalas semua pengorbanan Mama, cukup aku menoreh prestasi di sekolah.
Pesan ini selalu kuingat di setiap langkahku, masih terekam kuat di anganku
ketika kutatap senyum bahagiamu saat menerima raportku.
Sejak hari itu aku bertekad mengejar
mimpiku menjadi penulis demi Mama. Aku ingin mengulang kembali lukisan senyum
hangat di wajahmu. Bagiku Mama adalah senja termanis yang kumiliki. Senyum Mama,
Pelukan Mama, Belaian Mama, Nasihat Mama dan Wajah Mama cerminan senja termanis
di hidupku.
Pernah saat aku ingin menenteng
piala kejuaraan yang akan kupersembahkan untuk Mama, tiba-tiba terenggut karena
kecerobohanku. Ketika aku tak mampu mempersembahkan piala kejuaraan di bidang
karya tulis ilmiah di Jember hanya karena kesalahanku tak mampu menjawab satu
pertanyaan dari dewan juri yang berasal dari ITS. Kukira Mama akan kecewa tapi
tak kusangka Mama tetap tersenyum dan memelukku yang menangis meratapi
kegagalan. Di tengah kegagalan yang kudapatkan Mama terus memberiku motivasi
dan berkata “Allah akan memberikan kesempatan kedua bagi hambanya yang mau
berusaha mengejar mimpinya”.
Semenjak peristiwa itu aku sadar
bahwa Mama adalah segalanya bagiku. Disaat aku bersedih dan menangis Mama
menghapus air mataku, ketika aku kecewa Mama selalu menghiburku dan kala aku
rindu pada Mama, Mama memelukku tuk menghapus rinduku. Mama aku tak memiliki
sesuatu yang berharga untuk membalas kebaikanmu. Kini saat aku menimba ilmu
jauh dari Mama dan merindukan Mama di kos, aku hanya bisa berdoa pada Allah
agar Mama sehat dan mendapatkan kebahagiaan. Ijinkan aku mempersembahkan puisi
untuk Mama sebagai bukti rasa cintaku pada Mama.
Doaku
untuk Mamaku
Pendar ikhlas membasuh wajahmu
Menghembuskan
angin bahagia
Ekor matamu memancarkan kasih
Eloknya pesisir pantai
Tak mampu menandingi ketulusan hatimu
Setiap detik
Kau teteskan keringat emas dalam langkahmu
Tak pernah terlafadzkan dalam bibirmu
Sebuah kata letih merangkai
kebahagiaanku
Sering
kuruntuhkan jarum bening di pipimu
Takkan
pernah menghalangi mata hatimu tuk
terbit
Meski
sering aku mengguyurmu hujan kesedihan
Tak
pernah kau letih mengecup pipiku
Selalu
aku tak mampu membuatmu tersenyum
Hanya
sembilu kekecewaan yang kutorehkan
Namun
kau tak pernah berhenti menyayangiku
Tak ada sinar intan seterang kalbumu
Tak pernah kutemui amor seindah dirimu
Aku hanya ingin menjadi terbaik dalam
hidupmu
Aku
ingin kau tahu
Hatiku tercipta untuk mencintaimu
Bila
esok hari nanti
Kau
menatap jejak langkahku
Aku
ingin mendengar
Lantunan
syair kebahagiaanmu
Ilahi ..........................
Satukan aku dan mama di alam keabadian
Rabb........................
Jaga mamaku dalam Mihrabmu
Rabbi....................
Hembuskan firman sucimu dalam hembusan
nafas kita berdua
Ya Rahman..............
Mudahkan aku merangkai senyum
terindahnya
Ya Karim.................
Jadikan aku anak soleha bagi mamaku
Mama,
lewat puisi ini aku ingin engkau tahu bahwa aku sangat mencintaimu mulai dari
kemarin, sekarang, esok, dan selamanya.
Malang,
29 Desember 2011
Dari
Putrimu yang selalu mencintaimu
Media
Lely Lia Ari Fitriani
0 komentar:
Posting Komentar