undefined
undefined


0 komentar


Surat Cinta untuk Senja Termanisku


Teruntuk Mamaku, senja termanisku................
            Mama tak terasa waktu bergulir cepat, fajar dan senja silih berganti mengiringi langkah kita berdua. Mama, masih tersimpan jelas di dalam benakku semua senyum hangatmu saat menyambutku ketika aku pulang ke rumah di awal libur sekolah. Dan masih terkenang indah suara lembutmu membangunkanku saat suara adzan shubuh menggema. Meski terkadang aku sering membuat telaga kesal di hatimu, tapi tak pernah sedikitpun melunturkan kasih sayangmu padaku, Mama tetap membelai rambutku dan membisikkanku kata terindah di setiap hembusan nafasku. Kata yang memiliki makna teramat dalam kata yang selalu mengingatkanku untuk selalu bersujud pada Allah pada 5 waktu yang di perintahkanNya.
            Mama bila kulukiskan sosok dirimu laksana fajar yang merekah, fajar yang menguraikan keindahan Ilahi saat kubuka kedua mataku. Terkadang seusai aku membaca firman Allah, memoriku kembali memutar gulungan pengorbananmu menyekolahkan hingga aku duduk di bangku SMA ini. Pengorbananmu yang memiliki arti teranggun bukan hanya di hatiku tapi juga di hati semua pasien yang dulu Mama tolong. Mama masih kusimpan kepingan pengorbananmu di hatiku.
            Pengorbanan Mama yang tak kenal letih menjadi bidan desa di desa terpencil di kota Malang, perjuangan Mama menolong semua pasien yang membutuhkan tangan dingin Mama. Bagiku Mama tak hanya seorang bidan desa, namun bagiku Mama laksana anugerah terindah dari Allah dalam hidupku. Masih terkenang di benakku kala Mama rela membantu seorang pasien yang melahirkan meski rumah pasien itu sangat jauh dan jalannya sangat rusak. Tapi bagi Mama semua itu bukanlah penghalang langkah Mama untuk menolong pasien Mama.
            Aku bahagia memiliki Mama dan aku bangga menjadi anak Mama. Hingga detik ini aku tak mampu membalas semua pengorbanan yang Mama lakukan untukku. Pernah suatu hari Mama berkata bila aku ingin membalas semua pengorbanan Mama, cukup aku menoreh prestasi di sekolah. Pesan ini selalu kuingat di setiap langkahku, masih terekam kuat di anganku ketika kutatap senyum bahagiamu saat menerima raportku.
            Sejak hari itu aku bertekad mengejar mimpiku menjadi penulis demi Mama. Aku ingin mengulang kembali lukisan senyum hangat di wajahmu. Bagiku Mama adalah senja termanis yang kumiliki. Senyum Mama, Pelukan Mama, Belaian Mama, Nasihat Mama dan Wajah Mama cerminan senja termanis di hidupku.

            Pernah saat aku ingin menenteng piala kejuaraan yang akan kupersembahkan untuk Mama, tiba-tiba terenggut karena kecerobohanku. Ketika aku tak mampu mempersembahkan piala kejuaraan di bidang karya tulis ilmiah di Jember hanya karena kesalahanku tak mampu menjawab satu pertanyaan dari dewan juri yang berasal dari ITS. Kukira Mama akan kecewa tapi tak kusangka Mama tetap tersenyum dan memelukku yang menangis meratapi kegagalan. Di tengah kegagalan yang kudapatkan Mama terus memberiku motivasi dan berkata “Allah akan memberikan kesempatan kedua bagi hambanya yang mau berusaha mengejar mimpinya”.
            Semenjak peristiwa itu aku sadar bahwa Mama adalah segalanya bagiku. Disaat aku bersedih dan menangis Mama menghapus air mataku, ketika aku kecewa Mama selalu menghiburku dan kala aku rindu pada Mama, Mama memelukku tuk menghapus rinduku. Mama aku tak memiliki sesuatu yang berharga untuk membalas kebaikanmu. Kini saat aku menimba ilmu jauh dari Mama dan merindukan Mama di kos, aku hanya bisa berdoa pada Allah agar Mama sehat dan mendapatkan kebahagiaan. Ijinkan aku mempersembahkan puisi untuk Mama sebagai bukti rasa cintaku pada Mama.
      Doaku untuk Mamaku
Pendar ikhlas  membasuh wajahmu
 Menghembuskan angin bahagia
Ekor matamu memancarkan kasih
Eloknya pesisir pantai
Tak mampu menandingi ketulusan hatimu
Setiap detik
Kau teteskan keringat  emas dalam langkahmu
Tak pernah terlafadzkan dalam bibirmu
Sebuah kata letih merangkai kebahagiaanku
                                                 Sering  kuruntuhkan jarum bening di pipimu
                                                Takkan pernah  menghalangi mata hatimu tuk terbit
                                                Meski sering aku mengguyurmu hujan kesedihan
                                                Tak pernah kau letih mengecup pipiku
                                                Selalu aku tak mampu membuatmu tersenyum
                                                Hanya sembilu kekecewaan yang kutorehkan
Namun kau tak pernah berhenti menyayangiku
Tak ada sinar intan seterang kalbumu
Tak pernah kutemui amor seindah dirimu
Aku hanya ingin menjadi terbaik dalam hidupmu
Aku  ingin kau tahu
Hatiku tercipta untuk mencintaimu
Bila esok hari nanti
Kau menatap jejak langkahku
Aku ingin mendengar
Lantunan syair kebahagiaanmu

Ilahi ..........................
Satukan aku dan mama di alam keabadian
Rabb........................
Jaga mamaku dalam Mihrabmu
Rabbi....................
Hembuskan firman sucimu dalam hembusan nafas kita berdua
Ya Rahman..............
Mudahkan aku merangkai senyum terindahnya
Ya Karim.................
Jadikan aku anak soleha bagi mamaku
           
           
Mama, lewat puisi ini aku ingin engkau tahu bahwa aku sangat mencintaimu mulai dari kemarin, sekarang, esok, dan selamanya.
Malang, 29 Desember 2011
Dari Putrimu yang selalu mencintaimu

Media Lely Lia Ari Fitriani

                                                           

                                                                       

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post