undefined
undefined

Cowok On Time



0 komentar
Cowok On Time
Penampilan atletis  yang melekat pada diri Satrio memberikan  nilai kharisma yang tinggi bagi sang pemain bulu tangkis andalan  SMA 1 MANTELA, sekolahku  ini. Hampir  Semua cewek di  seantero sekolahku mengaguminya, tak hanya jago main bulu tangkis, Satrio juga siswa  yang selalu langganan  masuk 10 besar paralel di kelasnya ,tak heran semua cewek mupeng pengen jadi pacarnya, tapi kharisma yang terpancar dari Satrio malah membuatku muak.  
Apalagi saat memoriku kembali mengingat  kejadian di toko buku  Gramedia  Bandung  Plaza dua minggu lalu. Semua itu berawal ,waktu aku menemani  Lanny  belanja  buku sambil menunggu Lanny memilih-milih buku ,aku melihat –lihat deretan buku yang terpajang di rak buku. Mataku berbinar saat melihat novel  terbaru  “Golden Bird” karya luna torashyu. Rasa ingin memiliki novel ini menelusup kuat di dalam batinku. “UUUUHH....aku lagi nggak punya uang ,tapi aku penasaran banget  pengen baca” batinku  . Kukuku yang panjang mulai menyobek segel pembungkus novel  yang kugenggam,saat aku mulai membaca novel ini.
“Hey,kalo  mau baca di rumah saja .Bukan disini tempatnya ,apalagi belum bayar bukunya ,segelnya sudah kamu sobek.”peringat seseorang yang belum kukenal yang kini berada di samping kananku.
Sambil  menahan  malu kuletakkan novel “Golden Bird” ini di rak buku yang berjajar memanjang ,karena terlalu tergesa-gesa ,saat kubalikkan badanku ,suara buku berjatuhan mengagetkanku.
“Hey ,bukunya jadi berantakan ,kalo naruh buku yang bener dong,habis ngrusak segel  buku.Sekarang  malah berantakin rak buku.”bentaknya mengeras  sontak  semua  mata memandangku,melihat situasi yang menyudutkan posisiku ,Lanny menghampiriku dan mengambil novel  yang tadi kurusak segelnya.
“Hai,Satrio .Aku duluan ya.”sapa  Lanny  pada cowok yang barusan membentakku
“Yuk Ulfa kita ke kasir dan pulang.”ajak  Lanny sambil menarik  tanganku  menuju  kasir,setelah keluar dari toko buku .Kuhembuskan nafas legaku.
“Thanks Lanny.kamu sudah nyelamatin aku dari kejadian memalukan tadi. Sumpah,bisa mati kutu aku kalo kamu nggak menolongku tadi .”ungkapku
“Iya,lain kali kalau kamu mau membeli novel tapi lagi nggak punya uang ,kamu bisa pinjam dulu ke aku.”saran Lanny
“Kalau ngutang ke kamu terus ,aku sungkan,Lan.”tanggapku
“Yaelah kamu  itu kayak baru kenal aku aja,nggak perlu sungkan lagi.Sebagai teman kita musti saling membantu .”pinta Lanny
“Thanks Lan.Kamu memang sohibku.”pujiku
Semenjak kejadian di toko buku itu,aku semakin muak melihat teman-temanku selalu membicarakan kharisma Satrio,bahkan semua teman-temanku yang tergabung dalam ekskul  jurnalistik berebut mendapatkan tugas  wawancara dengan Satrio yang disodorkan Pimred. Seperti yang terjadi saat ini hampir semua anggota ekskul jurnalistik mengacungkan tangannya sambil berteriak memanggil namanya sendiri  untuk mengambil tugas wawancara dengan Satrio. Hanya aku ,Lanny dan Dira yang tidak ikut  gabung memperebutkan tugas ini,bagi Lanny dan Dira ngobrol bareng Satrio sudah menjadi makanan sehari-hari mereka,pasalnya Lanny dan Dira selain aktif di ekskul jurnalistik mereka juga aktif di ekskul bulutangkis,kesempatan ngobrol bareng Satrio hal yang biasa bagi mereka.Brakkk....brakk...suara meja yang dibanting  Irly Pimred mampu meredakan keributan yang terjadi.
“Harap semua diam,karena kalian semua berebut tugas ini .Saya tidak akan memberikan tugas ini pada kalian semua.”komando Irly
Huuuuu......semua anggota jurnalistik yang mupeng wawancara dengan Satrio mendesah kecewa.
“Tapi tugas ini akan saya berikan pada Ulfani Rahitama ,minggu depan harus dikumpulkan dan kamu Ulfani tidak boleh menolak tugas ini.Bagaimana kamu sudah mengerti Ulfani?”tanya Irly
“Eh,ya”jawabku gelagapan
“Tunggu dulu ,kenapa harus Ulfani yang dapat tugas ini ,kitakan sudah lama menunggu tugas ini.”protes Sisil
“Kalau aku memberikan tugas ini pada salah satu anggota diantara kalian yang berebut ,nanti kalian pasti akan bermusuhan .Aku nggak mau semua itu terjadi pada tim kita,makanya aku pilih Ulfani karena sepertinys dia tidak begitu berminat dengan tugas ini.Jadi permusuhan diantara kita bisa diminimalisir.Tenang masih ada banyak stok tugas liputan untuk kalian semua.Baiklah kita tutup rapat hari ini.Sekian,terima kasih.”jelas Irly mengakhiri rapat
Suara riuh kecewa menyambut kepergian Irly di ruang jurnalistik.
                                                       JJJ
Hari  menyebalkan ini  hadir di depan mataku ,hal yang paling kubenci ,terpaksa kulakukan daripada aku dikeluarkan dari ekskul jurnalistik . Kutelusuri koridor kelas XII untuk mencari Satrio tapi sudah 30 menit ,aku belum menemukannya,hingga kudengar suara teriakan  cewek yang terus memanggil nama  Satrio di pinggir lapangan bulu tangkis  berjarak 3 m dari tempatku berdiri. Huh...cari sensasi lagi batinku. Saat  semua anggota ekskul  bulu tangkis istirahat ,kuambil seribu langkah tuk menemui Pak Hadi pelatih bulu tangkis di sekolahku,untuk meminta  ijin  berbicara dengan Satrio . Tanpa melalui ijin yang rumit,Pak hadi yang sudah terkenal dengan sosok low profilenya mengijinkanku berbicara dengan Satrio . Segera kuhampiri  Satrio yang masih duduk sambil meneguk jus orange di tangannya.
“Permisi,perkenalkan nama  saya Ulfani  Sasitami ,saya anggota jurnalistik dan saya ingin mewawancarai kakak untuk menjadi profil siswa di majalah kreasi edisi semester depan .”pintaku  memperkenalkan diriku di depan  Satrio seraya menunjukkan  Id Card yang kugantung di leherku
“Owh,gitu.boleh saja.”jawabnya singkat
“Baiklah,kapan sekiranya kakak dapat  melakukan wawancara dengan saya?”tanyaku
“ehm  ,hari sabtu besok di cafe Dea depan sekolah jam 02.00 siang.Gimana kamu bisa?”tanya Satrio
“Tentu”jawabku mantap
“Aku minta kamu datang tepat waktu ,jangan sampai terlambat ,kalau telat akan aku batalkan wawancaranya.”tegas Satrio
“Baik saya akan berusaha datang tepat waktu.Terima kasih atas waktu yang diberikan untuk  melakukan wawancara dengan saya.”ungkapku ceria
“Sama-sama.”jawabnya datar
Setelah melakukan koordinasi dengan Satrio ,aku kembali ke ruang jurnalistik mengisi daftar waktu pengumpulan berita di sekertaris jurnalistik. Tinggal menunggu hari sabtu ,aku berharap semua berjalan lancar tanpa ada rasa canggung diantara kita berdua.
                                              JJJ
Akhirnya hari sabtu hadir pagi ini ,tanpa kuduga pihak sekolah  mengakhiri proses mengajar lebih awal karena ada workshop guru di sekolah . Sambil menunggu wawancara dengan Satrio nanti siang ,kuputuskan hunting foto dulu.  Kilaun cahaya dari kamera Xlr  digitalku mulai beradu dengan kilauan mentari yang kini memantulkan sinarnya ,tetesan peluh didahiku tak menyurutkan langkahku hunting foto di kawasan Dago Bandung. Saat aku sedang asyik memotret seribu wajah sejarah yang digelar di setiap sudut kota Dago ,gendang telingaku  menangkap suara keributan menggelegar  dari arah depan ruko elit.
“Tolong...tolong.keluarkan aku dari sini!”teriak seorang  perempuan histeris   
Tanpa pikir panjang lagi,refleks kakiku berlari mendekati sumber suara itu. Langkahku terhenti saat kulihat di depanku seorang  ibu separuh baya berteriak ketakutan di tengah tawuran antar pelajar. Segera otakku berputar cepat mencari cara untuk  menyelamatkan ibu itu. 10 detik kemudian,terlintas ide cemerlang di kepalaku
“Woi........ada polisi datang”teriakku menghentikan tawuran,semua orang yang tawuran mengalihkan pandangannya kearahku
“Hei ,loe bohong ,nggak ada polisi yang datang kesini.Buktinya nggak ada suara alarm polisi yang berbunyi.”ucap salah satu pemimpin tawuran
Jariku langsung memencet tombol record alarm polisi di ponsel yang kini kugenggam di balik punggungku,saat suara alarm polisi menggema pemimpin tawuran memberi komando untuk pergi menjauh . Kulihat semua lari terbirit-birit. Kuhampiri  ibu tadi yang masih menampakkan rona ketakutannya
“Ibu,baik-baik sajakan?”tanyaku cemas
“Iya,Nak,ibu tidak terluka.Terima kasih telah menyelamatkan ibu tadi.”ucapnya bergetar
Kupapah tubuhnya yang masih lemas. Baru beberapa langkah kita berdua melangkah . Kudengar teriakan yang menggetarkan jantung kita
“Woi...cewek tadi menipu kita.Tangkap dia.”teriak provokator tawuran tadi dari arah belakang kita berdua
Secepat kilat kugenggam erat tangan ibu ini dan kita berdua lari secepat mungkin tapi pelajar nakal tadi tetap mengejar kita ,bayang-bayang tubuh mereka memantul di dinding toko yang tutup membuatku semakin pucat. Setelah melihat  terowongan yang berisi drum minyak ,kita memutuskan bersembunyi disana,gemuruh detak  jantung kita semakin tak beraturan saat sayup-sayup terdengar umpatan provokator tawuran yang kehilangan jejak kita.
“Lihat ,ada kantor polisi di depan gang ini,Nak.Ibu akan kesana.”ucapnya cepat sambil berlari ke arah Gang Senopati
Kucoba mengejarnya namun aku tak sengaja menjatuhkan drum minyak yang ada disampingku, sontak aku berteriak histeris. Deru kaki pelajar nakal menghampiriku ,aku berlari dan saat aku berada di pinggir jalan kulihat mobil kijang hitam melaju cepat ke arah  ibu tadi .
“Ibu ,awas ada mobil!”teriakku memperingatkan
Braaak...braaak....braaak.....kucuran darah mengalir deras di aspal ,refleks kakiku berlari menghampirinya. Polisi yang sedang berjaga di  pos  keamanan  menhampiri kita berdua lalu polisi itu menghubungi ambulance. Melihat polisi berada didekatku,pelajar nakal itu meninggalkan kita berdua. Kini kugenggam tangannya saat kita berdua  sudah berada di dalam ambulance . Tanpa kusadari air mataku menetes saat petugas rumah sakit membawa ibu tadi yang masih  belum siuman ke  dalam UGD. Kulihat jam monol kuning  yang melingkar di tanganku menunjukkan pukul 13.30. 30 menit lagi aku harus wawancara dengan Satrio ,sampai jam tanganku berputar 25 menit kemudian dokter belum selesai mengobati ibu tadi ,segera kuhampiri suster yang berjaga di depan pintu UGD.
“Sus,maaf aku harus pergi ada kepentingan mendesak.Nanti kalau ibu ini siuman ,tolong hubungi nomor ini.”pintaku sambil memberinya secarik kertas yang tertulis nomor hpku. Tanpa membuang waktu ,aku berlari menyetop taxi yang lewat di depan rumah sakit dan meluncur ke cafe Dea,aku berharap Satrio masih menungguku disana. Semoga.
                                                                    JJJ
Aku terlambat  10 menit ,saat tiba di cafe Dea . Mataku berputar mengedar ke seluruh ruangan cafe  ini,tapi tak kutemukan Satrio disini. Kutarik lengan pelayan cafe yang kebetulan lewat disampingku.
“Mbak ,lihat cowok yang tingginya kira-kira 10 cm lebih tinggi dari aku,berkulit putih dan rambutnya agak ikal. Namanya Satrio.”tanyaku
“Oh,iya tadi dia kesini,barusan dia pulang dan titip pesan kalau dia membatalkan wawancara dengan mbak.”jelas pelayan cafe
Seketika syarafku lemas,tubuhku tak bergairah mendapatkan harapanku pupus. Aku takut tugas artikelku gagal dan ujungnya pasti aku bakal dapat tugas yang lebih banyak dari Pimred . Aku pulang ke rumah dengan tangan hampa dan muka yang ditekuk menahan kesedihan dan kekecewaan yang mendalam.
                                                                       JJJ 
Kriinggg...bel istirahat berdering  nyaring ke seluruh seantero SMA 1 MANTELA ,semua siswa yang jenuh berhambur keluar kelas. Istirahat kali ini,tidak kuhabiskan di kantin ,aku mulai mencari Satrio di kelasnya,kelas XII  IPA 1. Tapi tak kujumpai batang hidungnya ,akupun berjalan menuju ruang ekskul bulu tangkis ,mataku berbinar-binar saat melihat Satrio keluar  dari ruang guru.   Tanpa pikir panjang ,aku berlari sambil berteriak  memanggil Satrio ,dia menoleh kearahku dan berhenti menungguku. Kuatur nafasku yang tak beraturan saat aku berada di depan Satrio
“Maaf Kak satrio ,kemaren aku terlambat karena.....belum selesai aku memberi penjelasan,pembicaraanku dipotong
“Udahlah ,nggak usah banyak alesan .Namanya terlambat ya terlambat .Akukan udah bilang  kalo aku nggak suka sama orang yang nggak on time.Kamukan calon jurnalis seharusnya lebih memperhatikan kode etik atau jangan-jangan kamu nggak punya kode etik, terbukti dulu kamu nyobek segel buku itu  sebelum buku itu kamu bayar dan sekarang kamu bikin janji datang tepat waktu  tapi malah terlambat.”ucap Satrio memarahiku
“Eh,kalo bicara dijaga ya,kemaren aku terlambat bukan karena keinginanku tapi karena aku menolong ibu yang mengalami kecelakaan .Lagipula setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan ,jangan sok sempurna deh.Trus soal di toko buku itu aku hanya ingin membacanya saja karena aku nggak punya uang.Dan perlu kamu tahu selama aku mengikuti ekskul jurnalistik dan berinteraksi dengan narasumber aku selalu berpegangan pada kode etik.”ucapku bersunggut-sunggut .
Uhhh...nyebelin banget sih nih cowok desahku. Tanpa menunggu reaksi  Satrio ,kutinggalkan dia yang masih terpaku dengan ucapanku . Kini yang ada dalam otakku hanya ingin bertemu dengan Riska koordinator liputan dan mengatakan kalau aku  ngaak sanggup jalanin tugas wawancara  dengan Satrio . Saat aku masuk ke ruang  ekskul jurnalistik ,disana sudah ada Riska dan Irly ketua jurnalistik yang sibuk membereskan berkas-berkas artikel.
“Siang,Kak.’’sapaku
“Siang  juga Dik Ulfani .Ada apa kok tumben kesini.”tanya Kak Irly
“Begini Kak,aku memutuskan untuk  mengundurkan diri dari tugas wawancara dengan Kak Satrio  ,karena Kak Satrio sudah tidak  mau bekerjasama lagi sama aku, karena waktu  kita janjian wawancara dengannya aku terlambat, karena pada waktu  itu aku lagi nolongin ibu yang kecelakaan .Aku minta tugas lain untuk mengganti tugasku ini.”jelasku
“Ehm...tapi kalau aku mengoper tugas ini ke anggota lain pasti bakal terjadi keributan karena mereka semua ngefans berat sama Satrio,hanya kamu ,Lanny,dan Dira yang tidak menaruh perasaan kagum pada Satrio.Sekarang Dira  dan Lanny sudah aku beri tugas liputan hut sekolah,terpaksa kamu harus melaksanakan tugas ini,gini aja kalau kamu berhasil menjalankan tugas ini maka aku beri nilai A  pada nilai ekskul di raportmu nanti dan aku beri bonus honorarium tapi kalo kamu mengundurkan diri aku akan beri nilai C pada nilai ekskul di raportmu.Terserah ,kamu pilih yang mana ?”tanya Kak Riska
“Kakak mengancamku ?’’tanyaku
“Tidak,kakak hanya memberimu pilihan.”jawab Kak Riska
Aku menelan ludahku yang pahit ,aku paling benci bila menemui pilihan yang menyulitkan seperti ini.
“Baik,aku akan menjalankan tugas ini.”pintaku getir
                                                                          JJJ
Sore harinya.aku berencana datang ke rumah Satrio untuk memohon waktunya  wawancara denganku . Honda beat yang kukendarai kini memasuki halaman depan rumah Satrio. Aku berharap dia mau menerima tawaran wawancara denganku ,karena dengan begitu aku tak lagi lama-lama berurusan dengannya lagi. Kuketuk pintu rumah Satrio  yang terbuat dari kayu jati yang berbentuk motif ukir  kupu tarung ,hanya berselang 5 menit pintu terbuka menampakkan sosok Satrio di depanku
“Mau apa lagi kamu kesini?’’tanyanya pedas
“Aku kesini mau minta kesediaanmu wawancara denganku.Aku mohon.Maafkan semua perkataanku tadi siang.”pintaku memelas
“Sorry,aku dah nggak respect sama kamu lagi,daripada membuang waktumu,lebih baik kamu  pulang saja.”pinta Satrio tajam
“Tap....belum sempat aku meyakinkan Satrio,Satrio menutup pintunya ,tubuhku merosot di depan pintu ,tubuhku lemas merasakan keras kepalanya Satrio.Ahh....aku nggak boleh nyerah batinku semangat. Kuputuskan menunggu Satrio di depan rumahnya,hingga waktu berjalan 1 jam ,Satrio belum muncul juga.
“Mencari siapa,Nak?’’tanya seorang wanita memecahkan keheningan di sekitarku
Refleks aku menoleh ke arahnya. Dan....wajah wanita yang ada di depanku ini sepertinya aku pernah  bertemu dengannya . Tapi dimana? Ekspresi wajah wanita ini juga tak kalah terkejut.
“Ibu”panggilku teringat kecelakaan tempo hari lalu
“Kamu ,Nak”panggilnya tak kalah terkejut
“Iya Bu,ibu sudah sembuh?’’tanyaku ingin tahu
“Alhamdullilah ,ibu sudah sembuh,Nak.Nama kamu siapa?’’tanyanya
“Ulfani,Bu. kalau ibu?’’tanyaku balik
“ Saya Bu Utari.Kamu sedang mencari siapa,Nak?”tanyanya lagi
“Saya sedang menunggu Kak Satrio yang tinggal di rumah ini.”jawabku
“Oh,kamu mencari Satrio .Dia anak ibu,mari biar ibu panggilkan.”ajaknya
“Tapi tadi dia bilang tidak mau bertemu dengan saya .Saya minta tolong yakinkan Kak satrio gar mau wawancara dengan saya,karena kalau Kak Satrio tidak mau wawancara dengan saya,nilai ekskul saya menjadi merah.”jelasku panjang lebar
“Iya,Nak.Sebentar ibu panggilkan.”terang Bu Utari
Huuuh...kutarik nafasku lega ,10 menit kemudian Satrio  mengajakku masuk ke dalam rumahnya dan kita berdua wawancara di ruang tamu. Setelah 20 menit wawancara berlangsung wawancarapun selesai. Aku langsung pamit pulang.
“Makasih ,ya.kamu sudah menolong ibuku dari kecelakaan .Maafin semua perkataanku tadi siang.”ucap Satrio
“Iya,sama-sama.Lain kali kamu harus mendengar penjelasan dari orang lain dulu sebelum menilai sesuatu.Setiap orang pernah melakukan kesalahan di dunia ini.Saranku lebih baik dengarkan dulu penjelasan dari orang yang pernah berbuat kesalahan padamu,aku yakin mereka pasti memiliki alasan yang mendasari kesalahannya.”saranku
Deg! belum pernah seseorangpun yang berkata seperti ini padaku. Mereka hanya menilaiku sempurna karena kelebihan yang kumiliki. Sekarang aku sadar bahwa aku memiliki kekurangan seperti yang dikatakan cewek yang di depanku saat ini batin Satrio. Setelah berpamitan dengan Satrio dan ibunya. Segera aku tancap gas pulang ke rumah . Sementara itu di teras rumahnya,Satrio masih termenung memikirkan perkataan Ulfani barusan,cewek yang baru dikenalnya 2  hari belakangan ini ,tapi mampu mengubah pemikirannya selama ini dan entah mengapa Satrio merasakan ada perasaan  “ANEH” yang menyusup ke dalam kalbunya yang paling dalam.
                                               JJJ
Kuawali pagi ini dengan seulas senyum di bibirku, Kupijakkan kakiku mengawali keberangkatanku ke sekolah  pagi ini. Seperti biasa,aku berangkat ke sekolah naik bus kota . Suara teriakan kenek bus menyambut kedatanganku di terminal Singgajaya,saat aku berjalan menuju bus jurusan Dago ,tak sengaja kulihat Satrio yang sedang asyik berbicara di hp sedang menyebrang ,tapi dari arah barat mobil honda jazz warna pink melaju kencang kearahnya ,sontak aku berlari dan berteriak memperingatkannya.
“Kak Satrio ,awas!”teriakku
Untung saja aku bisa berlari dan mendorong tubuh  Satrio  ke pinggir trotoar. Kini kita berdua terjatuh di pinggir trotoar.mata kita saling bertatapan . Segera aku tersadar dan berdiri membantu  Satrio bangkit.
“Makasih banyak,ya.Tadi dah nyelamatin aku.”pintanya sambil tersenyum
“Iya ,sama-sama.”ungkapku
“Kamu mau berangkat sekolah?”tanyanya
“He’em”jawabku
“Aku bareng kamu,ya.soalnya aku baru pertama kali naik bis kota.”mintanya
“Memangnya motormu kemana?”tanyaku
“Tadi ban motorku bocor,aku tinggal di bengkel.”jawabnya
“Oh,gitu.ya dah ayo.”ajakku
Aku dan Satrio naik bus Marta Jurusan Dago ,karena pagi ini jam kerja ,aku dan Satrio berdesak-desakkan dengan penumpang lain,saat kita berdua naik,kita tidak kebagian kursi duduk. Terpaksa kita berdiri berpegangan pada tali yang terpasang di atasp bus. Posisi kita berdua yang saling berhadapan membuat desiran aneh menjalar di hatiku,hingga bus yang kita tumpangi tiba di depan sekolah kita ,kita berdua hanya diam. Saat aku hendak turun ,aku kesulitan karena barang penumpang yang ditaruh di depan pintu keluar menghalangi jalanku ,namun tanpa kuduga Satrio menggengam tanganku dan membantuku keluar dari bus. Akupun tersenyum padanya sebagai tanda kita berpisah ke kelas kita masing-masing.
                                                     JJJ
Sementara di kelas XII IPA 1,sedari pelajaran  pertama hingga pelajaran  ketiga Satrio tidak bisa konsentrasi,pikirannya dipenuhi perasaan cinta sama Ulfani yang masih terpendam di hatinya. Hati Satrio terus memberinya sugesti untuk mengungkapkan isi hatinya pada Ulfani . Yuupss...aku  akan mengungkapkan perasaanku saat istirahat nanti. Kriiingg....saat yang dinanti pun datang . Satrio berlari mengejar cintanya yang kini berada di kelas XI IPA 3.
                                                             JJJ
Kutersentak saat aku yang sedari tadi  asyik mengerjakan soal kimia mendapati Satrio kini di depanku.
“Ulfani,ada yang ingin aku bicarakan sebentar denganmu di taman belakang.”ajak Satrio
“Ehm,iya sebentar ya,Kak.”jawabku sambil membereskan bukuku
Kicauan burung Kenari yang berada di sangkar penangkaran di depan taman belakang menyambut kedatangan kita berdua.
“Kak Satrio mau bicara soal apa?’’tanyaku memecahkan keheningan yang menyelimuti kita
“Soal perasaanku.Sejak aku mulai mengenalmu aku ingin menjadi sesuatu yang berharga dalam hidupmu,aku memang tak sesempurna amor tapi aku akan berusaha menjadi  sebongkah berlian yang berharga dalam hidupmu.Maukah kamu menerima sebongkah berlian yang berharga yang kupersembahkan hanya untukmu.”ungkap Kak Satrio
Kulihat banyak cewek  yang selama ini mengagumi Kak Satrio melihat kita berdua dan menguping pembicaraan kita berdua disamping kotak peralatan kebun
Hatiku berbicara bahwa aku mencintai  Satrio,tapi di sisi lain aku nggak mau hanya karena aku menjadi pemilik hati Satrio ,teman-temanku di ekskul jurnalistik yang menaruh perasaan kagum pada Satrio memusuhiku
“Maaf aku nggak bisa menerima cinta Kak Satrio untuk saat ini.’’jawabku
“Kenapa,kamu tidak suka denganku?”tanya Kak Satrio
“Bukan aku juga suka sama kakak tapi aku nggak mau temanku di ekskul jurnalistik memusuhiku hanya karena aku mendapatkan cinta Kak Satrio.Aku yakin kalau Allah mentakdirkan kita bersama .Mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk memadukan cinta kita.Biarlah cinta kita bersatu pada waktu yang tepat untuk cinta kita tumbuh.Untuk saat ini aku tidak bisa melepaskan rinduku pada dunia jurnalistik yang kuanggap seperti jati diriku sendiri.Aku harap kakak bisa mengerti keputusanku.’’ungkapku
“Iya,aku akan menjaga cintaku ini untukmu hingga waktu mempersatukan cinta kita berdua.”jawab Kak Satrio tulus
Wajahku cerah berbinar memancarkan rasi cinta saat kudengar lantunan kata cinta yang terlafadz tulus di bibir Kak Satrio . Ya Allah simpan cinta kita berdua di lembaran perjalanan hidup kita berdua. Selamanya.                                                 

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post